Monday, March 30, 2009

JOM JOIN...BADMINTON TEAM nisa' WP



~ nunwowro

sabar itu proses..bukan destinasi..4

Hikmah kisah Nabi Khidir

Dari kisah Nabi Khidir ini kita dapat mengambil pelajaran penting...

Diantaranya adalah Ilmu merupakan kurnia Allah SWT, tidak ada seorang manusia pun yang boleh yang menganggap bahawa dirinya lebih berilmu dibanding yang lainnya. Hal ini kerana ada ilmu yang merupakan anugerah dari Allah SWT yang diberikan kepada seseorang tanpa harus mempelajarinya (Ilmu Ladunni, yaitu ilmu yang dikhususkan bagi hamba-hamba Allah yang shalih dan terpilih).

Hikmah yang kedua adalah kita perlu bersabar dan tidak terburu-buru untuk mendapatkan kebijaksanaan dari setiap peristiwa yang dialami.

Hikmah ketiga adalah setiap murid harus memelihara adab dengan gurunya. Setiap murid harus bersedia mendengar penjelasan seorang guru dari awal hingga akhir sebelum nantinya dapat bertindak diluar perintah dari guru.

Kisah Nabi Khidir ini juga menunjukan bahwa Islam memberikan kedudukan yang sangat istimewa kepada guru.

sabar itu proses..bukan destinasi..3

Perjalanan Nabi Khidir dan Nabi Musa

Demikianlah seterusnya Nabi Musa a.s. mengikuti Nabi Khidir dan terjadilah beberapa peristiwa yang menguji diri Nabi Musa a.s. yang telah berjanji bahawa baginda tidak akan bertanya sebab sesuatu tindakan diambil oleh Nabi Khidir. Setiap tindakan Nabi Khidir a.s. itu dianggap aneh dan membuat Nabi Musa terperanjat.

Kejadian yang pertama adalah saat Nabi Khidir menghancurkan perahu yang ditumpanginya mereka bersama. Nabi Musa tidak kuasa untuk menahan hatinya untuk bertanya kepada Nabi Khidir. Nabi Khidir memperingatkan janji Nabi Musa, dan akhirnya Nabi Musa meminta maaf karena kalancangannya mengingkari janjinya untuk tidak bertanya terhadap setiap tindakan Nabi Khidir.

Selanjutnya setelah mereka sampai di suatu daratan, Nabi Khidir membunuh seorang anak yang sedang bermain dengan kawan-kawannnya. Peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh Nabi Khidir tersebut membuat Nabi Musa tak kuasa untuk menanyakan hal tersebut kepada Nabi Khidir. Nabi Khidir kembali mengingatkan janji Nabi Musa, dan beliau diberi kesempatan terakhir untuk tidak bertanya-tanya terhadap segala sesuatu yang dilakukan oleh Nabi Khidir, jika masih bertanya lagi maka Nabi Musa harus rela untuk tidak mengikuti perjalanan bersama Nabi Khidir.

Selanjutnya mereka melanjutkan perjalanan hingga sampai disuatu wilayah perumahan. Mereka kelelahan dan hendak meminta bantuan kepada penduduk sekitar. Namun sikap penduduk sekitar tidak bersahabat dan tidak mau menerima kehadiran mereka, hal ini membuat Nabi Musa merasa kesal terhadap penduduk itu. Setelah dikecewakan oleh penduduk, Nabi Khidir malah menyuruh Nabi Musa untuk bersama-samanya memperbaiki tembok suatu rumah yang rusak di daerah tersebut.

Nabi Musa tidak kuasa kembali untuk bertanya terhadap sikap Nabi Khidir ini yang membantu memperbaiki tembok rumah setelah penduduk menzalimi mereka. Akhirnya Nabi Khidir menegaskan pada Nabi Musa bahwa beliau tidak dapat menerima Nabi Musa untuk menjadi muridnya dan Nabi Musa tidak diperkenankan untuk terus melanjutkan perjalannya bersama dengan Nabi Khidir.

Selanjutnya Nabi Khidir menjelaskan mengapa beliau melakukan hal-hal yang membuat Nabi Musa bertanya.
Kejadian pertama adalah Nabi Khidir menghancurkan perahu yang mereka tumpangi karena perahu itu dimiliki oleh seorang yang miskin dan di daerah itu tinggallah seorang raja yang suka merampas perahu miliki rakyatnya.

Kejadian yang kedua, Nabi Khidir menjelaskan bahwa beliau membunuh seorang anak karena kedua orang tuanya adalah pasangan yang beriman dan jika anak ini menjadi dewasa dapat mendorong bapak dan ibunya menjadi orang yang sesat dan kufur. Kematian anak ini digantikan dengan anak yang shalih dan lebih mengasihi kedua bapak-ibunya hingga ke anak cucunya.

Kejadian yang ketiga (terakhir), Nabi Khidir menjelaskan bahwa rumah yang dinding diperbaiki itu adalah milik dua orang kakak beradik yatim yang tinggal di kota tersebut. Didalam rumah tersebut tersimpan harta benda yang ditujukan untuk mereka berdua. Ayah kedua kakak beradik telah meninggal dunia dan merupakan seorang yang shalih. Jika tembok rumah tersebut runtuh, maka bisa dipastikan bahwa harta yang tersimpan tersebut akan ditemukan oleh orang-orang di kota itu yang sebagian besar masih menyembah berhala, sedangkan kedua kakak beradik tersebut masih cukup kecil untuk dapat mengelola peninggalan harta ayahnya.

Dipercayai tempat tersebut berada di negeri Antakya, Turki.

Akhirnya Nabi Musa as. sedar hikmah dari setiap perbuatan yang telah dikerjakan Nabi Khidir. Nabi Musa mengerti dan merasa amat bersyukur kerana telah dipertemukan oleh Allah dengan seorang hamba Allah yang soleh yang dapat mengajarkan kepadanya ilmu yang tidak dapat dituntut atau dipelajari iaitu ilmu ladunni. Ilmu ini diberikan oleh Allah SWT kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya.
Nabi Khidir yang bertindak sebagai seorang guru banyak memberikan nasihat dan menyampaikan ilmu seperti yang diminta oleh Nabi Musa as. dan Nabi Musa menerima nasihat tersebut dengan penuh rasa gembira.

Saat mereka didalam perahu yang ditumpangi, datanglah seekor burung lalu hinggap di hujung perahu itu. Burung itu meneguk air dengan paruhnya, lalu Nabi Khidir berkata, “Ilmuku dan ilmumu tidak berbanding dengan ilmu Allah, Ilmu Allah tidak akan pernah berkurang seperti air laut ini karena diteguk sedikit airnya oleh burung ini.”

Sebelum berpisah, Nabi Khidir berpesan kepada Nabi Musa as.
“Jadilah kamu seorang yang tersenyum dan bukannya orang yang tertawa.
Teruskanlah berdakwah dan janganlah berjalan tanpa tujuan.
Janganlah pula apabila kamu melakukan kekhilafan, kamu berputus asa dengan kekhilafan (kesilapan) yang telah dilakukan itu.
Menangislah disebabkan kekhilafan yang kamu lakukan, wahai Ibn `Imran.”

sabar itu proses..bukan destinasi..2

Persyaratan belajar

Setibanya mereka di tempat yang dituju, mereka melihat seorang hamba Allah yang berjubah putih bersih. Nabi Musa pun mengucapkan salam kepadanya.

Nabi Khidir menjawab salamnya dan bertanya, “Dari mana datangnya kesejahteraan di bumi yang tidak mempunyai kesejahteraan? Siapakah kamu?”

Jawab Nabi Musa, “Aku adalah Musa.”

Nabi Khidir bertanya lagi, “Musa dari Bani Isra’il?”

Nabi Musa menjawab, “Ya. Aku datang menemui tuan supaya tuan dapat mengajarkan sebagian ilmu dan kebijaksanaan yang telah diajarkan kepada tuan.”

Nabi Khidir menegaskan, “Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup bersabar bersama-samaku.” (Surah Al-Kahfi : 67)
“Wahai Musa, sesungguhnya ilmu yang kumiliki ini ialah sebahagian daripada ilmu kurnia dari Allah yang diajarkan kepadaku tetapi tidak diajarkan kepadamu wahai Musa. Kamu juga memiliki ilmu yang diajarkan kepadamu yang tidak kuketahuinya.”

Nabi Musa seterusnya berkata, “Insya Allah tuan akan mendapati diriku sebagai seorang yang sabar dan aku tidak akan menentang tuan dalam sesuatu urusan pun.”
(Surah Al-Kahfi : 69)

Nabi Khidir selanjutnya mengingatkan, “Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu pun sehingga aku sendiri menerangkannya kepadamu.” (Surah Al-Kahfi : 70)

sabar itu proses..bukan destinasi..1

Teguran Allah kepada Nabi Musa


Kisah nabi Musa dan Khidir dituturkan oleh Al-Qur'an dalam Surah Al-Kahfi:66-82. Menurut Ibnu Abbas, Ubay bin Ka'ab menceritakan bahawa beliau mendengar nabi Muhammad SAW bersabda:

“Sesungguhnya pada suatu hari, Nabi Musa berdiri di khalayak Bani Israil lalu baginda ditanya, “Siapakah orang yang paling berilmu?”

Jawab Nabi Musa, “Aku”

Lalu Allah menegur Nabi Musa dengan firman-Nya, “Sesungguhnya di sisi-Ku ada seorang hamba yang berada di pertemuan dua buah lautan dan dia lebih berilmu daripada kamu.”

Lantas Nabi Musa pun bertanya, “Wahai Tuhanku, dimanakah aku dapat menemuinya?”

Allah pun berfirman, “Bawalah bersama-sama kamu seekor ikan di dalam sangkar dan sekiranya ikan tersebut hilang, di situlah kamu akan bertemu dengan hamba-Ku itu.”

Sesungguhnya teguran daripada Allah itu mencetuskan keinginan yang kuat dalam diri Nabi Musa untuk menemui hamba yang shalih itu. Di samping itu, Nabi Musa juga ingin sekali mempelajari ilmu dari Hamba Allah tersebut.
Nabi Musa kemudiannya menunaikan perintah Allah itu dengan membawa ikan di dalam wadah dan berangkat bersama-sama pembantunya yang juga merupakan murid dan pembantunya, Yusya bin Nun.
Mereka berdua akhirnya sampai di sebuah batu dan memutuskan untuk beristirahat sejenak karena telah menempuh perjalanan cukup jauh. Ikan yang mereka bawa di dalam wadah itu tiba-tiba meronta-ronta dan selanjutnya terjatuh ke dalam air. Allah SWT membuatkan aliran air untuk memudahkan ikan sampai ke laut. Yusya` terpegun memerhatikan kebesaran Allah menghidupkan semula ikan yang telah mati itu.

Selepas menyaksikan peristiwa yang sungguh menakjubkan dan luar biasa itu, Yusya' tertidur dan ketika terjaga, beliau lupa untuk menceritakannya kepada Nabi Musa a.s. Mereka kemudiannya meneruskan lagi perjalanan siang dan malamnya dan pada keesokan paginya, Nabi Musa berkata kepada Yusya` “Bawalah ke mari makanan kita, sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini.” (Surah Al-Kahfi : 62)

Ibn `Abbas berkata, “Nabi Musa sebenarnya tidak merasa letih sehingga baginda melewati tempat yang diperintahkan oleh Allah supaya menemui hamba-Nya yang lebih berilmu itu.”

Yusya’ berkata kepada Nabi Musa, “Tahukah guru bahawa ketika kita mencari tempat berlindung di batu tadi, sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak lain yang membuat aku lupa untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu kembali masuk kedalam laut itu dengan cara yang amat aneh.” (Surah Al-Kahfi : 63)

Thursday, March 26, 2009

semua orang telah tidur..tapi ada 1 lagi yang tak tidur..


"Teman lelaki beri nafkah zahir batin"

SAYA baru berusia 20 tahun dan ada teman lelaki yang saya kenali sejak alam persekolahan. Kini hubungan kami masuk tahun keempat. Saya menyayangi kekasih saya, malah bergantung padanya walaupun hakikatnya saya bekerja dan dia masih belajar.

Masalah yang saya hadapi terlalu rumit untuk diungkapkan dan benar-benar meruntun hati. Untuk pengetahuan Dang Setia, saya dan teman lelaki sering terlanjur. Kami sudah tidak memikirkan dosa. Bila ada saja peluang, pasti kami lakukannya.

Pernah juga saya suarakan rasa hati untuk berhenti melakukan zina. Namun iman saya tidak kuat. Saya mudah sangat cair bila teman lelaki mengajak. Sememangnya jahatnya nafsu lebih hebat daripada syaitan.

Masalah saya kini lebih rumit bila saya mendapat tahu adik saudara saya mengkhianati saya apabila dia meniduri teman lelaki saya. Yang paling saya tidak boleh terima, mereka berdua adalah orang paling saya sayang dan percaya.


Diceritakan, ada seorang lelaki jatuh hati kepada seorang wanita. Ketika wanita itu keluar untuk suatu keperluannya, maka pergilah lelaki itu bersamanya. sesampai di kampung yang sunyi ketika orang2 sudah tidur.

lelaki itu menyampaikan maksud hatinya. si wanita itu pun menyahut, "lihatlah apakah orang2 telah tidur semuanya?".

dengan demikian lelaki itu mengira bahawa maksud hatinya akan dikabulkan. Dia mengelilingi kawasan itu dan melihat2 sejenak. setelah jelas semua orang tidur (line dah clear..mungkin),segera dia menghampiri wanita itu seraya berkata, "benar semua orang telah tidur."

Lalu wanita itu bertanya, "bagaimanakah pendapatmu dengan Allah? Apakah saat ini Dia juga tidur?"..

Lelaki itu menjawab, "Sesungguhnya Allah tidak pernah tidur."

Wanita itu berkata lagi, "Sesungguhnya Zat yang tidak pernah tidur akan melihat kita meskipun manusia sedang tidur lelap tidak melihat kita. Oleh kerananya Dia lebih berhak kita takuti."

Dengan segera lelaki itu meninggalkan perempuan itu kerana dia takut kepada Allah. Dia pulang ke rumahnya dan bertaubat.

Setelah dia meninggal dunia, ada seorang bermimpi bertemu dengannya. Lalu ditanya, "Apakah yang dilakukan Allah kepadamu?" Lelaki itu menjawab: "Allah telah mengampuniku kerana ketakutanku dan meninggalkan dosa itu."

"ketika tubuh seorang hamba bergetar kerana takut kepada Allah, berguguranlah dosanya bagaikan dedaun yang jatuh dari pohonnya"-maksud hadis Rasulullah SAW..

apalah lagi nikmat yang paling membahagiakan di dunia ni melainkan keampunan Allah..
semoga kita semua berada dalam keampunan Allah..

~ nunwowro, inspirasi akhbar harian metro 19 Jan 2009 dan terjemahan kitab Mukashafah al-Qulub, Penenang Jiwa, al-imam al-Ghazali.

Monday, March 23, 2009

TAHNIAH Madihah! kemiskinan bukan halangan mencapai kejayaan


NILAH RUMAH SAYA

Nik Nur Madihah bersama ibu bapanya Nik Mohd. Kamal Hussien dan Mariani Omar di rumah mereka di Kampung Parang Puting, Pengkalan Chepa, Kota Bharu, semalam.
-UTUSAN/Hafiz Johari

Hidup tanpa peralatan canggih dan kemudahan sempurna bukan penghalang untuk seseorang menempa kejayaan. Malah kesukaran dan kekurangan itulah yang menjadi pendorong kepada usaha untuk mengubah nasib ke tahap lebih baik sambil membahagiakan ibu bapa.

Siapa sangka rumah yang kelihatan hampir roboh ini menyimpan sebutir permata berharga yang bakal menyinar suatu hari nanti.

Bahkan tidak seorang juga yang terfikir bahawa permata yang berlindung di rumah ini telah mencipta sejarah dengan memperoleh keputusan cemerlang dalam Sijil Pelajaran Malaysia (SPM) yang diumumkan kelmarin. Nik Nur Madihah Nik Mohd. Kamal, 18, mencatat keputusan cemerlang 19 A1 dan satu A2.

Kejayaan pelajar dari Sekolah Menengah Agama Arab Maahad Muhammadi (Perempuan), Kota Bharu, Kelantan ini agak istimewa kerana dia adalah anak seorang nelayan berbanding pelajar cemerlang SPM sebelum ini yang datang dari keluarga yang agak senang.

Dia yang pernah menjadi antara pelajar terbaik peperiksaan Penilaian Menengah Rendah (PMR) peringkat kebangsaan 2006, bertukar menjadi selebriti sekelip mata kerana kecemerlangannya itu.

Malah wartawan yang berpusu-pusu untuk menemu bualnya terpaksa menunggu giliran untuk memasuki rumah yang disewa bapanya dengan harga RM90 sebulan kerana ia terlalu sempit dan agak uzur.

Rumah kecil itu menjadi gambaran kehidupan sukar mereka sekeluarga malah bilik kecil yang dilindungi almari di ruang tamu yang menjadi tempatnya untuk berehat manakala ruang tamu yang mampu memuatkan kira-kira empat orang itu menjadi bilik belajar tetapnya pada setiap hari.

~ayu

di mana kan ku cari ganti..ratuku tiada pengganti


berkongsi calong ais krim, bergilir-gilir menjilat ais krim..
geletek pinggang berbalas-balas..
semua tu tak mengundang pun rasa malu..
biarpun orang sekeliling tengok..
biarpun cikgu tengok sekalipun gelagatnya..buat slumber je..
"kami dah biasa!"
tapi kalau berpeluk-pelukan berbalas-balas dengan cium-ciuman belakang bas sekolah dekat dengan Taman Mulia tu malu pula bila direnung dan dikantoikan..
ada benda yang malu..bila terkantoi macam ni..
ada benda yang langsung tak mengundang malu..bila orang keliling tengok masih buat slumber..
sebenarnya nak malu dgn siapa?..
aduhai si bunga raya (kebanggaan Malaysia)..jadilah seperti bunga sakura (kebanggan Jepun)..hayatnya singkat tapi penuh manfaat..

ratuku..
ingin kuluahkan apa yang sudah lama ingin kuluahkan..
tentang kebimbanganku ini..





tatkala melihat bunga2 berguguran
dipetik tangan2 yang ganas lagi bernafsu serakah..


ratuku..
kebimbanganku ini masih lagi menebal..
apabila kudengar dengungan kumbang perosak yang cuba menyedut madumu..
walau tanpa redhamu..

ratuku..
kebimbanganku bertambah lagi apabila melihat bunga yg tidak segan-silu melampiaskan kecantikannya...
ketika sedang mekar melupakan kuntuman yang selama ini yang menutupinya..

ratuku..
aku masih terpinga-pinga..
adakah mungkin masih wujud ratu idaman hatiku..
kerana apa yang kulihat hari ini semakin banyak bunga-bunga gugur..
bagaikan tibanya musim luruh..


ratuku..
bukanlah aku harap engkau segigih siti hajar..yang berlari-lari antara safa dan marwa..
bukan juga kesetiaan ainul mardhiyyah yang menanti kekasihnya di pintu syurga..


ratuku..
akuilah hakikat yang tersurat..
engkau bukan siti khadijah..
mahupun siti fatimah..
engkau bukan aishah..
bukan juga rabiatul adawiyah..
wanita suci terpuji..

kerana aku tidak layak berharap sedemikian rupa..
cukuplah sekadar engkau cuba mencontohi bunga2 itu..
kembang mekar mewangi..
sehingga harumannya melewati pintu2 syurga..

jangan kau risau ratuku..
kadang2 musim berganti sehingga bunga tidak dapat berkembang mekar..
tetapi itu hanyalah ujian buatmu..

ratuku..
esok musim bunga pasti akan tiba..
dan engkau akan mampu berkembang lagi..
cuma yang aku harapkan ketika itu..
engkau jaga kelopakmu itu..

jgn sampai tangan2 kasar memetikmu lagi..
jgn pula kumbang2 ganas menghisap madu..






jgn biarkan gagak hitam itu merosakkan serimu..
kerana kau ratu di dalam kalbu..








ratuku..
aku bukanlah memandang kecantikanmu..
walaupun kadang2 aku tertarik memandangnya..
tetapi bukan itu yang kuharapkan..
aku yakin ratuku..
masih ada sinar harapan yang bisa membuatku tersenyum lega..
kerana akan aku temui..
ratu yang benar2 ratu..

~nunwowro, inspirasi bunga sakura, hayatnya singkat tapi penuh manfaat dan tulisan seoarang Hamba Allah bernama lelaki. semoga Allah memberkatinya..

Wednesday, March 18, 2009

meraikan mereka sebelum mereka diraikan yg lain..


nampak luar lama tapi dalam muda perkasa..













ni nama dia persis dgn nama cikgu tu..moga2 lebih baik drp yg tu




~ ALBUM TEEN CIRCLE Nisa' BTR..9 Mac 2009..jam 9.00-11.00 pagi..Surau Al-Mustaqimah..

JOM JOIN...TEENS CIRCLE



~nunwowro

sayang anak tinggal-tinggalkan...KAT SINI!


assalamualaikum..semoga semua makin ceria dan bahagia!
Sukacita menjemput adik-adik sekitar Semenanjung amnya, Kuala Lumpur dan Selangor khususnya.
bersama2 menghabiskn cuti di samping menjayakan KEM KEPIMPINAN REMAJA ISLAM..
pada 20 - 22 Mac 2009
bertempat di Kem Lambaiana, Ulu Langat
umur sekitar 13 - 18 tahun
anjuran bersama GAMIS, FAQIH SYNERGIZ
dengan kerjasama JAWI
bayaran RM 50 aje
disediakan bersama tempat, pengangkutan, makanan dan insurans..
berminat @ tidak berminat..hubungi saja yusri 013 6295605

~ di sini kita perkasakan minda, tajamkan nurani, kayakan ilmu, kuatkan kendiri ~
mudah-mudahan dipilih Tuhan..jumpa d sana..

~nunwowro

Friday, March 6, 2009

Cinta Rasul 5


Kemudian Rasulullah SAW pun mengizinkan malaikat lzrail masuk.
Maka malaikat lzrail pun masuk dengan mengucap, "Assalamuaalaikum ya Rasulullah." Rasulullah SAW menjawab: "Wa alaikas saalamu, wahai lzrail engkau datang menziarahi aku atau untuk mencabut ruhku?"
Maka berkata malaikat lzrail: "Kedatangan aku adalah untuk menziarahimu dan untuk mencabut ruhmu, itupun kalau dikau izinkan, kalau dikau tidak izinkan maka aku akan kembali."
Rasulullah SAW bertanya: "Wahai Malaikulmaut, di mana engkau tinggalkan kecintaanku Jibrail?",
"Aku tinggalkan ia di langit dunia?" Jawab malaikat Izrail. Baru sahaja malaikat Izrail selesai bicara, tiba-tiba malaikat Jibrail datang dan duduk di samping Rasulullah SAW.
Maka bersabdalah Rasulullah SAW: "Wahai Jibrail, tidakkah engkau mengetahui bahawa ajalku telah dekat?" Jibrail menjawab: "Ya, wahai kekasih Allah." Rasulullah SAW bertanya lagi: "Wahai Jibrail, beritahu kepadaku kemuliaan yang menggembirakan aku di sisi Allah SWT"

Berkata malaikat Jibrail, "Sesungguhnya semua pintu langit telah di buka, para malaikat bersusun rapi menanti ruhmu di langit. Kesemua pintu-pintu syurga telah dibuka, dan kesemua bidadari sudah berhias menanti kehadiran ruhmu." Berkata Rasulullah SAW: "Alhamdulillah, sekarang kamu katakan pula tentang umatku di hari kiamat nanti."
Berkata Jibrail: "Allah SWT telah berfirman yang bermaksud, Sesungguhnya Aku telah melarang semua para nabi masuk ke dalam syurga sebelum dikau masuk terlebih dahulu, dan Aku juga melarang semua umat memasuki syurga sebelum umatmu memasuki syurga." Berkata Rasulullah SAW: "Sekarang aku telah puas hati dan telah hilang rasa susahku."
Kemudian Rasulullah SAW berkata: "Wahai lzrail, mendekatlah kamu kepadaku." Setelah itu malaikat lzrail pun memulai tugasnya. Perlahan ruh Rasulullah SAW ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah SAW bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. Apabila ruh baginda SAW sampai ke pusat, dengan perlahan Rasulullah SAW mengaduh "Jibrail, betapa sakit sakaratul maut ini."

Fatimah RA terpejam, Ali RA yang di sampingnya menunduk semakin mendalam dan Jibrail mengalihkan pandangannya dari Rasulullah SAW.
Melihatkan telatah Jibrail itu maka Rasulullah SAW pun berkata: "Wahai Jibrail, apakah kamu tidak suka melihat wajahku?" Jibrail berkata: "Wahai kekasih Allah, siapakah orang yang sanggup melihat wajahmu dikala kamu dalam sakaratul maut?" Sebentar kemudian terdengar Rasulullah SAW merintih kerana sakit yang tidak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat sungguh maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku." Badan Rasulullah SAW mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali RA segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah sholat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu." Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat RA saling berpelukan. Fatimah RA menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali RA kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah SAW yang mulai kebiruan.

Ali RA berkata: "Sesungguhnya Rasulullah ketika menjelang saat-saat terakhir, telah mengerakkan kedua bibir beliau sebanyak dua kali, dan aku meletakkan telinga, aku dengan Rasulullah berkata: "Umatku, umatku." Akhirnya roh yang mulia itupun meninggalkan jasad Rasulullah SAW Rasulullah SAW wafat pada hari Isnin 13 Rabiul Awal.

~ nunwowro, cuplikan dari blog ini..http://abumusa2.blogspot.com/

Cinta Rasul 4


Setelah Bilal RA sampai di masjid maka Bilal RA pun memberitahu Abu Bakar RA tentang apa yang telah Rasulullah SAW pesankan kepadanya. Ketika Abu Bakar RA melihat ke tempat Rasulullah SAW yang kosong, sebagai seorang lelaki yang lemah lembut, ia tidak dapat menahan perasaannya lagi, lalu ia menjerit dan akhirnya ia pengsan. Melihatkan peristiwa ini maka riuh rendah tangisan sahabat RA dalam masjid, sehingga Rasulullah SAW bertanya kepada Fatimah RA; "Wahai Fatimah apakah yang telah berlaku?." Siti Fatimah RA menjawab: "Orang-orang menjadi bising dan bingung kerana Rasulullah tidak ada bersama mereka." Kemudian Rasulullah SAW memanggil Ali RA dan Fadhl bin Abas RA, lalu Rasulullah SAW bersandar kepada kedua mereka dan terus pergi ke masjid. Setelah Rasulullah SAW sampai di masjid maka Rasulullah SAW pun bersolat subuh bersama dengan para jemaah.

Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Setelah selesai solat subuh maka Rasulullah SAW melihat kepada orang ramai dan berkhutbah: "Wahai kaum muslimin, kamu semua senantiasa dalam pertolongan dan pemeliharaan Allah SWT, oleh itu hendaklah kamu semua bertaqwa kepada Allah SWT dan mengerjakan segala perintahnya. Sesungguhnya aku akan meninggalkan dunia ini dan kamu semua, dan hari ini adalah hari pertama aku di akhirat dan hari terakhir aku di dunia." Dengan suara terbatas Rasulullah SAW bersabda, "Ku wariskan dua perkara pada kalian, Al Quran dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku." Pesanan ringkas itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah SAW yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu.

Abu Bakar RA menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar RA dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Usman RA menghela nafas panjang dan Ali RA menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. "Rasulullah SAW akan meninggalkan kita semua." Keluh hati semua sahabat RA kala itu. Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat. Tatkala Ali RA dan Fadhal RA dengan cergas menangkap Rasulullah SAW yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar, kalau mampu, seluruh sahabat RA yang hadir pasti akan menahan detik-detik dari terus berlalu.

Setelah itu Rasulullah SAW pun pulang ke rumah baginda. Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah SAW masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah SAW sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Kemudian Allah SWT mewahyukan kepada malaikat lzrail, "Wahai lzrail, pergilah kamu kepada kekasihku dengan sebaik-baik rupa, dan apabila kamu hendak mencabut ruhnya maka hendaklah kamu melakukan dengan cara yang paling lembut sekali. Apabila kamu pergi ke rumahnya maka minta izinlah terlebih dahulu, kalau ia izinkan kamu masuk, maka masuklah kamu ke rumahnya dan kalau ia tidak mengizinkan kamu masuk maka hendaklah kamu kembali padaKu."

Setelah malaikat lzrail mendapat perintah dari Allah SWT maka malaikal lzrail pun turun dengan menyerupai seorang Arab Badwi. Setelah malaikat lzrail sampai di depan rumah Rasulullah SAW maka ia pun memberi salam, "Assalamualaikum wahai ahli rumah kenabian, sumber wahyu dan risalah!" Fatimah RA tidak mengizinkannya masuk, "Wahai Abdullah (Hamba Allah), maaflah, ayahku sedang sakit," kata Fatimah RA yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian Fatimah RA kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata. Kemudian malaikat lzrail berkata lagi seperti dipermulaannya, dan kali ini seruan malaikat itu telah didengari oleh Rasulullah SAW. Baginda SAW bertanya pada Fatimah RA, "Siapakah itu wahai anakku?"

Fatimah RA menjawab: "Seorang lelaki memanggil ayahanda, saya katakan kepadanya yang ayahanda dalam keadaan sakit. Ia memanggil dengan suara yang menggetarkan sukma." Rasulullah SAW lantas berkata; "Wahai Fatimah, tahukah kamu siapakah orang itu?." Jawab Fatimah RA, "Tidak ayahanda."

"Dia adalah malaikat lzrail, malaikat yang akan memutuskan segala macam nafsu syahwat, yang memisahkan perkumpulan-perkumpulan dan yang memusnahkan semua rumah serta meramaikan kubur." Fatimah RA tidak dapat menahan air matanya lagi. Setelah mengetahui bahawa saat perpisahan dengan ayahandanya akan bermula, dia menangis sepuas-puasnya. Apabila Rasulullah SAW mendengar tangisan Fatimah RA maka Baginda SAWpun berkata: "Janganlah kamu menangis wahai Fatimah, engkaulah orang yang pertama dalam keluargaku akan bertemu dengan daku."

Cinta Rasul 3


Ibnu Mas’ud RA berkata: Ketika ajal Rasulullah SAW sudah dekat, baginda mengumpul kami di rumah Siti Aisyah RA. Kemudian baginda SAW memandang kami sambil berlinangan air mata dan bersabda: "Marhaban bikum, semoga Allah SWT memanjangkan umur kamu semua, semoga Allah SWT menyayangi, menolong dan memberikan petunjuk kepada kamu. Aku berwasiat kepada kamu, agar bertakwa kepada Allah SWT. Sesungguhnya aku adalah sebagai pemberi peringatan untuk kamu. Janganlah kamu berlaku sombong terhadap Allah SWT."

Allah SWT berfirman: "Kebahagiaan dan kenikmatan di akhirat. Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan dirinya dan membuat kerosakan di muka bumi. Dan kesudahan syurga itu bagi orang-orang yang bertakwa."

Kemudian kami bertanya: "Bilakah ajal kamu ya Rasulullah? Baginda SAW menjawab: Ajalku telah hampir, dan akan pindah ke hadhrat Allah SWT, ke Sidratul Muntaha dan ke Jannatul Makwa serta ke Arasy."

Kami bertanya lagi: "Siapakah yang akan memandikan kamu ya Rasulullah? Rasulullah SAW menjawab: "Kalau telah sampai ajalku maka hendaklah Ali yang memandikanku, Fadhl bin Abbas hendaklah menuangkan air dan Usamah bin Zaid hendaklah menolong keduanya. Setelah itu kamu kafanilah aku dengan pakaianku sendiri apabila kamu semua menghendaki, atau kafanilah aku dengan kain Yaman yang putih."

Kami bertanya: "Siapakah yang akan mensolatkan baginda di antara kami?" Kami menangis dan Rasulullah SAW pun turut menangis. Kemudian baginda SAW bersabda: "Tenanglah, semoga Allah SWT mengampuni kamu semua. Apabila kamu semua telah memandikan dan mengafaniku, maka letaklah aku di atas tempat tidurku, di dalam rumahku ini, di tepi liang kuburku. Setelah itu kamu semua keluarlah sebentar meninggalkan aku. Maka yang pertama-tama mensolatkan aku adalah sahabatku Jibrail. Kemudian Mikail, kemudian Israfil kemudian Izrail berserta bala tenteranya. Kemudian masuklah kamu dengan sebaik-baiknya. Dan hendaklah yang mula solat adalah kaum lelaki dari pihak keluargaku, kemudian yang wanita-wanitanya, dan kemudian kamu semua."

Setelah itu para sahabat RA menangis dengan nada yang keras dan berkata, "Ya Rasulullah kamu adalah seorang Rasul yang diutus kepada kami dan untuk semua, yang mana selama ini anda memberi kekuatan dalam penemuan kami dan sebagai penguasa yang menguruskan perkara kami. Apabila kamu sudah tiada nanti kepada siapakah akan kami tanya setiap persoalan yang timbul nanti?" Kemudian Rasulullah SAW berkata, "Dengarlah para sahabatku, aku tinggalkan kepada kamu semua jalan yang benar dan jalan yang terang, dan telah aku tinggalkan kepada kamu semua dua penasihat yang satu daripadanya pandai bicara dan yang satu lagi diam sahaja. Yang pandai bicara itu ialah Al-Quran dan yang diam itu ialah maut. Apabila ada sesuatu persoalan yang rumit di antara kamu, maka hendaklah kamu semua kembali kepada Al-Quran dan Hadis-ku dan sekiranya hati kamu itu berkeras maka lembutkan dia dengan mengambil pelajaran dari mati."

Setelah Rasulullah SAW berkata demikian, maka sakit Rasulullah SAW pun bermula. Dalam bulan Safar Rasulullah SAW sakit selama 18 hari dan sering diziarahi oleh para sahabat RA. Dalam sebuah kitab diterangkan bahawa Rasulullah SAW diutus pada hari Isnin dan wafat pada hari Isnin. Pada hari Isnin penyakit Rasulullah SAW bertambah berat, setelah Bilal RA menyelesaikan azan subuh, maka Bilal RA pun pergi ke rumah Rasulullah SAW kemudian memberi salam: "Assalamualaikum ya Rasulullah?" Kemudian ia berkata lagi "Assolah yarhamukallah." Lalu dijawab oleh Fatimah RA, "Rasulullah masih sibuk dengan urusan beliau." Setelah Bilal RA mendengar penjelasan dari Fatimah RA maka Bilal RA pun kembali ke masjid tanpa memahami kata-kata Fatimah RA itu.

Apabila waktu subuh hampir hendak lupus, lalu Bilal RA pergi sekali lagi ke rumah Rasulullah SAW dan memberi salam seperti permulaan tadi, kali ini salam Bilal RA telah di dengar oleh Rasulullah SAW dan Rasulullah SAW berkata, "Masuklah wahai Bilal, sesungguhnya penyakitku ini semakin berat, oleh itu kamu suruhlah Abu Bakar mengimamkan solat subuh berjemaah dengan mereka yang hadir." Setelah mendengar kata-kata Rasulullah SAW maka Bilal RA pun berjalan menuju ke masjid sambil meletakkan tangan di atas kepala dengan berkata: "Aduh musibah. Aduhai, alangkah baiknya bila aku tidak dilahirkan ibuku?"

Cinta Rasul 2


Pada satu hari, baginda SAW menyuruh Bilal RA azan untuk mengerjakan solat. Para Muhajirin dan Ansar pun berkumpullah di masjid Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah SAW menunaikan solah dua rakaat bersama semua yang hadir. Setelah selesai solat, baginda SAW bangun dan naik ke atas mimbar dan berkata: "Alhamdulillah, wahai para muslimin. Sesungguhnya aku adalah seorang nabi yang diutus dan mengajak orang ke jalan Allah dengan izinNya. Dan aku ini adalah sebagai saudara kandung kamu, yang kasih sayang pada kamu semua seperti seorang ayah. Oleh itu, kalau ada sesiapa ada hak untuk menuntut, maka hendaklah ia bangun dan membalasi aku sebelum aku dituntut di hari Qiamat."

Rasulullah SAW berkata sebanyak tiga kali, lalu bangunlah seorang lelaki bernama 'Ukasyah bin Muhshan dan berkata: "Demi ayahku dan ibuku ya Rasulullah, kalau kamu tidak mengumumkan kepada kami berkali-kali sudah tentu aku tidak mahu mengemukakan ini."

Lalu 'Ukasyah RA berkata lagi: "Sesungguhnya dalam perang Badar aku bersamamu ya Rasulullah. Pada masa itu aku mengikuti unta kamu dari belakang. Setelah dekat, akupun tuun menghampiri kamu dengan tujuan supaya aku dapat mencium paha kamu, tetapi kamu telah mengambil tongkat dan memukul unta kamu untuk berjalan cepat, yang mana pada masa itu akupun kamu pukul pada tulang rusukku. Aku hendak tanya samada kamu sengaja memukul aku atau hendak memukul unta tersebut."

Rasulullah SAW berkata: "Wahai 'Ukasyah, Rasulullah sengaja memukul kamu." Kemudian Rasulullah SAW berkata kepada Bilal RA, "Wahai Bilal, kamu pergi ke rumah Fatimah dan ambilkan tongkatku ke mari." Bilal RA keluar dari masjid menuju ke rumah Fatimah RA sambil meletakkan tangannya di atas kepala dengan berkata, "Rasulullah SAW telah menyediakan dirinya untuk dibalas [di qishash]."

Setelah Bilal RA sampai di rumah Fatimah RA maka Bilal RA pun memberi salam dan mengetuk pintu. Kemudian Fatimah RA menyahut dengan berkata: "Siapakah di pintu?." Bilal RA menjawab: "Aku Bilal, aku telah diperintahkan oleh Rasulullah untuk mengambil tongkat baginda. "Kemudian Fatimah RA berkata: "Wahai Bilal, untuk apa ayahku minta tongkatnya." Berkata Bilal RA: "Wahai Fatimah, Rasulullah telah menyediakan dirinya untuk diqishash." Bertanya Fatimah RA lagi: "Wahai Bilal, siapakah manusia yang sampai hatinya untuk menqishash Rasulullah?" Bilal RA tidak menjawab pertanyaan Fatimah RA. Setelah Fatimah RA memberikan tongkat tersebut, maka Bilal RA pun membawa tongkat itu kepada Rasulullah SAW. Setelah Rasulullah SAW menerima tongkat tersebut dari Bilal RA maka beliau pun menyerahkan kepada 'Ukasyah RA.

Melihatkan hal yang demikian maka Abu Bakar RA dan Umar RA tampil ke depan sambil berkata: "Wahai 'Ukasyah, janganlah kamu qishash Rasulullah tetapi kamu qishashlah kami berdua." Apabila Rasulullah SAW mendengar kata-kata Abu Bakar RA dan Umar RA maka dengan segera beliau berkata: "Wahai Abu Bakar, Umar duduklah kamu berdua, sesungguhnya Allah SWT telah menetapkan tempatnya untuk kamu berdua." Kemudian Ali RA bangun, lalu berkata, "Wahai 'Ukasyah! Aku adalah orang yang sentiasa berada di samping Rasulullah oleh itu kamu pukullah aku dan janganlah kamu menqishash Rasulullah". Lalu Rasulullah SAW berkata, "Wahai Ali duduklah kamu, sesungguhnya Allah SWT telah menetapkan tempatmu dan mengetahui isi hatimu." Setelah itu Hasan RA dan Husin RA bangun dengan berkata: "Wahai 'Ukasyah, bukankah kamu tidak tahu bahwa kami ini adalah cucu Rasulullah, kamu qishashlah kami sama jika kamu ingin menqishash Rasulullah" Mendengar kata-kata cucunya Rasulullah SAW pun berkata, "Wahai buah hatiku duduklah kamu berdua." Berkata Rasulullah SAW "Wahai 'Ukasyah pukullah aku kalau kamu hendak memukul."

Kemudian 'Ukasyah RA berkata: "Ya Rasulullah, anda telah memukul aku sewaktu aku tidak memakai baju." Maka Rasulullah SAW pun membuka baju. Setelah Rasulullah SAW membuka baju maka menangislah semua yang hadir. Setelah 'Ukasyah RA melihat tubuh Rasulullah SAW maka ia pun mencium beliau dan berkata, "Aku tebus kamu dengan jiwa ku ya Rasulullah, siapakah yang sanggup memukul kamu. Aku melakukan begini adalah sebab aku ingin menyentuh badan kamu yang dimuliakan oleh Allah SWT dengan badan ku. Dan Allah SWT menjaga aku dari neraka dengan kehormatanmu" Kemudian Rasulullah SAW berkata, "Dengarlah kamu sekalian, sekiranya kamu hendak melihat ahli syurga, inilah orangnya." Kemudian semua para jemaah bersalam-salaman atas kegembiraan mereka terhadap peristiwa yang sangat genting itu. Setelah itu para jemaah pun berkata, "Wahai 'Ukasyah, inilah keuntungan yang paling besar bagimu, engkau telah memperolehi darjat yang tinggi dan bertemankan Rasulullah di dalam syurga."